You are currently viewing Total Productive Maintenance (TPM) : Definisi, Tujuan Dan Manfaat

Total Productive Maintenance (TPM) : Definisi, Tujuan Dan Manfaat

Total Productive Maintenance (TPM) adalah sebuah filosofi pemeliharaan yang berfokus pada peningkatan keandalan dan ketersediaan peralatan produksi. TPM bertujuan untuk mencapai tingkat produksi yang maksimal dengan meminimalkan downtime dan kerusakan peralatan.

Total Productive Maintenance pertama kali dikembangkan oleh perusahaan Jepang Toyota pada tahun 1970-an. TPM kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menjadi salah satu metode pemeliharaan yang paling populer di industri manufaktur.

TPM dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dengan menghilangkan kerugian yang tidak perlu. Kerugian-kerugian tersebut dapat berupa:

– Kerugian waktu produktif: waktu yang hilang karena mesin atau peralatan tidak dapat beroperasi dengan baik.
– Kerugian kualitas: produk yang cacat atau tidak sesuai spesifikasi.
– Kerugian keamanan: kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan cedera atau kematian.
– Kerugian lingkungan: limbah atau polusi yang dihasilkan dari proses produksi.

Tujuan TPM

Tujuan TPM adalah untuk:
1. Meningkatkan keandalan peralatan produksi
2. Meningkatkan ketersediaan peralatan produksi
3. Meningkatkan efisiensi produksi
4. Meningkatkan kualitas produk
5. Mengurangi biaya produksi

Prinsip TPM

TPM didasarkan pada lima prinsip utama, yaitu:
– Keterlibatan semua karyawan
– Pemeliharaan preventif
– Pemeliharaan swakelola
– Pemeliharaan berbasis sistem
– Pemeliharaan berdasarkan data

1. Keterlibatan semua karyawan

Prinsip ini menekankan pentingnya keterlibatan semua karyawan dalam kegiatan pemeliharaan. Setiap karyawan, baik operator, supervisor, maupun manajer, memiliki peran penting dalam menjaga keandalan peralatan produksi.

2. Pemeliharaan preventif

Prinsip ini menekankan pentingnya melakukan pemeliharaan secara preventif, yaitu sebelum peralatan mengalami kerusakan. Pemeliharaan preventif dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti inspeksi, pelumasan, dan penyetelan.

3. Pemeliharaan swakelola

Prinsip ini menekankan pentingnya operator peralatan untuk melakukan pemeliharaan peralatannya sendiri. Operator biasanya lebih mengetahui kondisi peralatannya daripada orang lain.

Baca Juga :  Bagaimanakah Cara Menghitung UA (Use of Availability) Alat Berat

4. Pemeliharaan berbasis sistem

Prinsip ini menekankan pentingnya melakukan pemeliharaan secara terintegrasi. Pemeliharaan harus dilakukan secara sistematis dan terencana, agar dapat mencapai hasil yang optimal.

5. Pemeliharaan berdasarkan data

Prinsip ini menekankan pentingnya menggunakan data untuk mendukung kegiatan pemeliharaan. Data dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang ada, dan untuk mengukur efektivitas kegiatan pemeliharaan.

Implementasi TPM

Implementasi TPM dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

1. Pembentukan tim TPM
Langkah pertama adalah membentuk tim TPM yang terdiri dari perwakilan dari berbagai departemen, seperti produksi, pemeliharaan, engineering, dan quality control.

2. Pemahaman terhadap TPM
Semua anggota tim TPM harus memahami filosofi dan prinsip-prinsip TPM.

3. Pemetaan aset
Langkah selanjutnya adalah memetakan semua aset produksi yang ada. Pemetaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan pemeliharaan setiap aset.

4. Pembentukan rencana pemeliharaan
Berdasarkan hasil pemetaan aset, tim TPM dapat menyusun rencana pemeliharaan untuk setiap aset.

5. Implementasi rencana pemeliharaan
Rencana pemeliharaan harus diimplementasikan secara konsisten untuk mencapai hasil yang optimal.

Manfaat TPM

TPM dapat memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan, antara lain:
* Meningkatkan keandalan peralatan produksi
* Meningkatkan ketersediaan peralatan produksi
* Meningkatkan efisiensi produksi
* Meningkatkan kualitas produk
* Mengurangi biaya produksi