Evaporator yang digunakan adalah dari pipa pipih, dan sirip-sirip (fin) yang bergelombang seperti yang ditunjukan pada gambar. Ketika pemindahan panas dilakukan dengan blower motor dan blower diantara atomized refrigerant (refrigerant yang telah diatomkan, yang temperatur dan tekananya telah diturunkan melalui expansion valve) dan udara didalam ruangan, refrigerant menguap, menyerap panas dari udara didalam ruangan, dan dengan demikian mendinginkan udara.
Kegunaan dari evaporator adalah untuk mengadakan pertukaran panas. Udara didalam ruangan didinginkan dengan membuat udara dingin yang disirkulasikan didalam ruangan. Seperti halnya kondensor, evaporator mempunyai konstruksi yang sangat sederhana.
Kapasiasnya tergantung pada effisiensi panas yang dipindahkan diantara refrigerant dan udara. Dengan kata lain, bentuk dan bahan dari fin, bersama dengan jarak antar fin mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kapasitas evaporator.
Jika udara panas mengenai fin evaporator dan didinginkan dibawah titik pengembunan, uap basah diudara akan di kondensasikan (dipadatkan) dan akan jatuh berbentuk air pada fin. Ketika ini terjadi, jika fin didinginkan dibawah 0ºC, air yang jatuh akan membeku dan berubah mejadi es. Jika timbul es, effisiensi pemindahan panas dari evaporator akan turun, sehingga kapasitas maksimal pendinginan tidak dapat tercapai.
Thermostat Evaporator
Thermostat digunakan untuk mencegah terbentuknya es pada evaporator. Jika temperatur fin evaporator atau temperatur penguapan (evaporasi) dari refrigerant dibawah 0ºC, es akan terbentuk pada fin atau menjadi sangat dingin, yang akan mengurangi supply udara dan memperburuk kapasitas pendinginan.
Untuk mencegah masalah ini, thermostat digunakan untuk mengontrol temperatur ruangan sesuai level yang diinginkan. Thermostat yang digunakan adalah tipe gas. Gas yang disekat didalam heat sensing tube harus sangat sensitif terhadap perubahan temperatur dan harus mempunyai koefisien expansion yang besar.
Heat sensing tube adalah fin thermostat yang dipasang pada fin evaporator.
Jika temperatur udara pada outlet AC lebih tinggi dari level yang sudah diset, gas didalam thermostat heat sensing tube akan mengembang untuk menaikan tekanan, yang akan mendorong diaphragma keatas. Kemudian microswitch akan ON, mengaktifkan magnetic clutch untuk memutar kompresor.
Pada saat yang lain, jika temperatur udara pada outlet AC lebih rendah dari settingya, gas didalam heat sensing tube akan menyusut, menyebabkan tekanan turun. Diaphragm akan tertarik kebawah, micro switch OFF, magnetic clutch akan kehilangan tenaga dan kompresor berhenti berputar. Sehingga temperatur didalam ruangan akan dikontrol sesuai keperluan.