You are currently viewing Spesifikasi Battery Yang Dipakai Pada Alat Berat

Spesifikasi Battery Yang Dipakai Pada Alat Berat

Sebelum kita bicara spesifikasi battery, terlebih dahulu kita harus tahu apa sih battery itu. Battery merupakan sumber energi listrik utama dalam unit. Proses kerja battery adalah sebuah reaksi kimia antara dua buah pelat timbal yang berbeda sifat kimia dan terendam dalam larutan electrolit.

Berdasarkan kondisi operasional di unit maka fungsi battery adalah sebagai berikut :
– Pada saat engine Off berfungsi untuk menyediakan arus listrik untuk lampu dan accessoris lainnya.
– Pada saat engine Start battery berfungsi untuk mensuplay arus ke starting
motor dan sistem electric control engine.
– Pada saat engine running, pada saat ini kebutuhan arus listrik sepenuhnya
telah disuplay dari charging system, battery hanya berfungsi untuk penstabil
tegangan atau filter sehingga komponen-komponen yang sangat sensitif terhadap kenaikan dan penurunan tegangan seperti controller engine dan controller yang lain akan aman.

1. Tipe Battery

Pengelompokan battery dilakukan kedalam metode penyimpanannya yaitu :

a. Wet type
Battery tipe basah (Wet Type) terdiri dari elemen-elemen yang telah diisi penuh dengan muatan listrik (full charged) dan dalam penyimpanannya telah diisi dengan elektrolit. Battery ini tidak bisa dipertahankan tetap dalam kondisi full charge. Sehingga harus diisi (charge) secara periodik. Selama battery tidak digunakan dalam penyimpanan, akan terjadi reaksi kimia secara lambat yang menyebabkan berkurangnya kapasitas battery, reaksi ini disebut “Self Discharge“.

b. Dry type
Battery tipe kering (Dry Type) terdiri dari plate-plate (postif & negatif) yang telah diisi penuh dengan muatan listrik, tapi dalam penyimpanannya tidak
diisi dengan elektrolit. Jadi keluar dari pabrik dalam kondisi kering. Setelah battery tersebut diaktif (diisi elektrolit), battery dry tipe ini pada dasarnya sama seperti dengan battery tipe basah (Wet Type).

Baca Juga :  Klasifikasi Jenis Kabel Dan Penggunaannya Dalam Instalasi

Elemen-elemen battery ini diisi secara khusus dengan cara memberikan arus DC pada plat yang direndamkan ke dalam larutan elektrolit lemah. Setelah plat-plat itu terisi penuh dengan muatan listrik, kemudian di angkat dari larutan elektrolit kemudian dicuci dengan air dan dikeringkan. Kemudian plat-plat tersebut diassembling dalam case battery. Sehingga bila battery tersebut akan dipakai, cukup diisi elektrolit dan langsung bisa digunakan tanpa charge kembali.

2. Konstruksi Battery

a. Case
Merupakan tempat dudukan dan perlindungan terhadap semua komponen lain beserta electrolyte, pemisah antar cell, serta menyediakan tempat untuk sediment pelat aktif.

b. Cover
Cover terpasang tetap pada case yang berfungsi untuk menutup bagian atas battery serta sebagai dudukan terminal positif-negatif dan vent holes yang berfungsi untuk pengechekan spesifikasi electrolyte serta penambahan air suling.

c. Pelat positif dan negative
Pelat positif dan negatif battery tersusun atas grid dan active material. Bahan aktif untuk tiap pelat berbeda yaitu sebagai berikut :
1) Plat Positif
Plat positif terbuat dari material PbO2 (Lead Peroxide) yang berwarna coklat tua.
2) Plat Negatif
Plat negatif terbuat dari material Pb (spongy lead) yang berwarna kelabu.

d. Separator

battery cell separator
Untuk mencegah plat positif dan plat negatif bersinggungan, dipasang
separator yang terbuat dari polyvinyl chloride (PVC) yang berpori-pori.

e. Cells
Adalah satu rangkaian antara pelat positif dan pelat negatif yang diantara pelat itu telah disisipkan separator. Ketika kedua pelat itu dalam keadaan terendam oleh electrolyte maka akan mampu menghasilkan tegangan sebesar 2,1 volt. Didalam sebuah battery terdapat beberapa cell yang dihubungkan secara seri sehingga apabila sebuah battery menghasilkan tegangan 12 volt maka spesifikasi battery tersebut terdiri dari 6 cell yang dihubungkan seri.

Baca Juga :  Menentukan Ukuran Fuse Dan Kabel Pada Instalasi

f. Cell connectors

cell connector
Cell connectors berfungsi untuk menghubungkan antar cell, cell connectors terbuat dari cast alloy yang menghubungkan antar cell dengan hubungan seri.

g. Cell partitions
Komponen yang ada di case yang berfungsi untuk memisahkan cell satu dengan cell yang lain.

h. Terminal posts

terminal posts
Adalah berupa dua buah terminal yaitu terminal negatif dan terminal positif yang terletak di bagian atas battery. Terminal tersebut merupakan letak penyambungan kabel dari beban yang ada di unit terhadap battery.

i. Vent plugs

vent plug
Type vent plugs terdiri dari beberapa macam yaitu : individual filler plugs, strip-type, atau box-type. Fungsi vent plug adalah untuk melepas gas hydrogen yang timbul sebagai akibat proses charging ke udara bebas. Selain fungsi tersebut vent plugs juga mempunyai fungsi sebagai tempat pemeriksaan ketinggian permukaan electrolyte dan menambahnya apabila electrolyte tersebut berkurang.

j. Electrolyte
Merupakan campuran antara Hidrosulfat (H2SO4) dengan air (H2O). Electrolyte bereaksi secara kimia dengan pelat aktif PbO2 dan Pb sehingga menghasilkan tegangan. Tegangan tersebut timbul karena pada pelat muncul arus electron. Battery yang dalam keadaan penuh muatannya memiliki komposisi electrolyte sebagai berikut yaitu 36 % Sulfat dan 64 % Air.

k. Battery terminal clamp

battery terminal clamp
Battery terminal clam dapat berupa besi atau timbal tergantung dari pembuatnya. Penyambungan kabel battery ke terminal clam dapat dilakukan dengan metode crimping atau diikat dengan mur.

l. Built in Specific gravity indicator

Electrolite gravity indicator
Kebanyakan battery free maintenance memiliki built in single ball hydrometer yang digunakan untuk mengukur berat jenis electrolyte pada salah satu cell-nya, sehingga dapat diketahui kondisi battery tersebut full charge, perlu di-charge atau bahkan sudah tidak dapat digunakan.

Baca Juga :  Cara Kerja Main Controller Hitachi EX3600-6

3. Kapasitas Battery

Kapasitas sebuah battery pada alat berat adalah suatu kemampuan dari
battery dalam membangkitkan dan mengirimkan arus listrik pada saat start dan electrical system lainnya. Terdapat beberapa nilai kapasitas suatu battery yang diantaranya :

a. Cold Cranking Ampere (CCA)
Kapasitas CCA adalah kemampuan battery dalam mengirimkan arus pada saat temperatur rendah. Kapasitas CCA merupakan jumlah arus yang dapat dikirimkan oleh battery dalam keadaan full charge selama 30 detik pada suhu -17,80C dengan tegangan akhir tidak kurang dari 7.2 volt. Kapasitas CCA perlu diketahui karena suhu electrolyte berpengaruh terhadap reaksi kimia yang terjadi di dalam battery. Suhu electrolyte yang rendah menyebabkan reaksi kimia yang lebih lambat dibandingkan suhu yang lebih tinggi.

b. Reserve Capacity
Battery harus mempunyai fungsi mampu menyediakan arus listrik ke electrical system di unit pada saat terjadi kerusakan pada sistem charging-nya. Reserve capacity merupakan lamanya waktu sebuah battery full charge dalam menyediakan arus sebesar 25 ampere pada suhu 26.70C dengan tegangan akhir tidak kurang dari 10.5 volt.

c. Ampare Hour
Kapasitas AH atau biasa juga disebut dengan 20 Hour discharge rating adalah jumlah arus yang mampu dihasilkan dari sebuah battery full charge pada suhu 26.70C selama 20 jam dengan tegangan akhir dari battery tidak kurang dari 10.5 volt. Sebagai contoh sebuah battery mampu menghasilkan arus sebesar 4 ampere selama 20 jam maka kapasitas AH dari spesifikasi battery tersebut adalah 4 x 20 jam = 80 AH

Tinggalkan Balasan