Faktor Yang Mempengaruhi Naiknya MTTR – MTTR (Mean Time To Repair) merupakan salah satu kunci pengukuran untuk kerja perencanaan perbaikan dan manajemen perbaikan. MTTR mengukur seberapa lambat (atau cepat) machine kembali bekerja setelah terjadi downtime. Saat ini MTTR telah menjadi benchmark yang digunakan oleh banyak perusahaan tambang, terutama untuk mengukur effesiensi dari proses perawatan dan perbaikan.
Rumus MTTR
MTTR = Total jam perbaikan / Total frekuensi breakdown
Effesiensi Didefinisikan sebagai pengukuran waktu yang diperlukan atau effesiensi penggunaan waktu downtime yang diperlukan untuk mengembalikan machine untuk kembali dapat dioperasikan, hal tersebut di ekspresikan dengan indikator untuk kerja MTTR.
Waktu yang diperlukan untuk perbaikan (repair turnaround) yang diekspresikan dengan MTTR juga memiliki pengaruh terhadap Mechanical Availability (MA) tetapi pengaruhnya tidak sebesar seperti yang ditimbulkan oleh MTBS.
Apabila MTTR meningkat maka Mechanical Availability akan menurun. Begitupun sebaliknya, apabila MTTR turun maka MA akan meningkat.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi MTTR. Informasi yang cepat dan
perencanaan yang matang juga termasuk faktor yang penting dalam menentukan kecepatan mengembalikan machine ke kondisi operasinya secepat mungkin. Daftar dibawah ini memberikan gambaran hal-hal yang dapat mempengaruhi MTTR.
1. Decision Timing (Pengambilan Keputusan)
Menentukan langkah peningkatan pada proses perbaikan berpengaruh pada waktu yang diperlukan dalam melakukan perbaikan. Keputusan yang keliru seringkali merupakan hasil dari informasi yang tidak lengkap dan perencanaan yang tidak benar.
Timing juga merupakan faktor yang penting. Apabila perencanaan perbaikan dan pemesanan suku cadang tidak dilakukan sebelum machine tiba di workshop maka downtime yang tidak perlu dipastikan akan terjadi.
2. Part Availability (Ketersediaan Spare Part)
Lemahnya ketersediaan suku cadang dapat mengakibatkan membengkaknya waktu menunggu (delay time) machine di work bay. Kebutuhan suku cadang yang jarang rusak memang tidak akan bisa dihindari, tetapi mayoritas kebutuhan suku cadang dapat sebetulnya diantisipasi dan direncanakan apabila proses monitor kondisi berjalan dengan semestinya.
3. Tools (Peralatan)
Apabila tools yang diperlukan tidak tersedia atau digunakan oleh bagian yang
lain maka waktu perbaikan akan bertambah. Memiliki tools yang tepat dengan jumlah yang memadai harus menjadi hal dipertimbangkan.
4. Equipment Support (Peralatan Pendukung)
Kurangnya peralatan khusus dapat menyebabkan delay dan menurunkan effesiensi. Termasuk per-alatan khusus disini adalah peralatan untuk lifting, blocking,clearning, component handling, dan removal.
5. Available Bay Space (Ketersediaan ruang perbaikan)
Apabila beban pada pada fasilitas tempat kerja terlalu tinggi maka pekerjaan akan tertunda ataupun dilaksanakan dalam kondisi yang kurang memadai.
6. Available Man Power (Ketersediaan Mekanik)
Apabila jumlah mekanik yang tersedia tidak mencukupi, proses perbaikan bisa tertunda ataupun dengan effesiensi yang rendah karena waktu pekerjaan yang lama (delay lama).
Dikarenakan oleh pentingnya faktor-faktor diatas maka hendaknya dibuat sistem yang mampu menelusuri, mencatat dan menganalisa semua delay yang terjadi saat machine mengalami perbaikan.
Catatan tersebut biasanya berisi informasi total waktu machine tidak bekerja dan keterangan detail mengenai lama dan penyebabnya pada setiap delay yang terjadi pada saat machine tidak bekerja tadi, contohnya : menunggu suku
cadang, menunggu mekanik, menunggu crane truck dll.