Sebagai orang teknik, tentunya kita tidak asing dengan namanya Oli atau Oil.
Base (bahan dasar) oli terdiri dari suatu campuran senyawa2 hydrocarbon dengan bermacam2 komposisi. Senyawa hydrocarbon diklasifikasikan menjadi hydrocarbon paraffinic, hydrocarbon naphthenic, dan hydrocarbon aromatic. Karena hydrocarbon paraffinic memiliki karakteristik kekentalan yang terbaik, maka paraffinic-rich base oil yang biasanya digunakan oli pelumas.
Engine oil, gear oil dan hydraulic oil diproduksi dengan menambahkan additive2 tertentu yang berlainan kedalam base oil. Tipe additive yang digunakan seperti dalam table berikut. Pabrik oli mengembangkan pelumas aslinya dengan mencampur atau memadukan tipe-tipe additive yang berlainan, atau dengan melakukan proses refining base oil dengan berbagai metode. Sehingga ada beberapa perbedaan performance untuk setiap merek oli (oil brand).
Beberapa Jenis Additive Untuk Oli
1. Detergents
Sejenis sabun, additive ini membersihkan dan melarutkan jelaga (soot), pernis (lacquer), dan partikel-partikel keausan pada temperatur tinggi, sehingga additive dapat mencegah ring piston melekat (sticking).
2. Acid neutralization
Asam sulfat dan asam organik yang ditimbulkan karena pembakaran fuel dan oksidasi oli, menyebabkan korosi pada metal. Sifat alkali dari additive ini dapat menetralkan asam dan mencegah korosi.
3. Oxidation inhibitor (penghambat oksidasi)
Oksidasi oli menghasilkan lumpur (sludge) dan akan menyebabkan kenaikan viskosity. Additive ini menguraikan oksidaoksida dan mencegah oksidasi oli. Selanjutnya menahan timbulnya resin (damar), varnish dan sludge.
4. Anti wear
Sulfur, phosphorus, dan zink yang terkandung didalam ZnDTP mencegah kerusakan (seizure) dan keausan metal.
5. Dispersancy (penguraian)
Additive ini memiliki kesamaan struktur kimia dengan deterjen yang dipakai dirumah tangga. Ini dapat melarutkan sludge didalam oli pada temperature rendah.
6. Improvement Viscosity Index
OCP (Olefin Copolymer) menaikan viscosity oli pada temperatur tinggi. Kemudian, OCP mencegah kerusakan metal engine dan mengurangi konsumsi oli.
7. Anti foam
Adanya foam pada oli akan menyebabkan kavitasi dan kerusakan pada oil film. Sejumlah kecil dari silicon dapat memecah gelembung dan busa.
8. Load-carrying capacity
Gabungan phosphor dan sulfur biasanya digunakan pada gear oil sebagai extreme pressure additive. ZnDTP yang digunakan dalam engine oil juga merupakan additive tekanan extreme. Dibawah kondisi beban gesek yang berat, EP agent mengurai pada permukaan metal dan membentuk besi sulphide dan besi phosphat. Kedua hasil senyawa ini dapat mengurangi gesekan dan mencegah kerusakan.
Klasifikasi Oli
Oli diklasifikasikan kedalam C Series (class CA sampai CE) untuk engine diesel, dan S series (class SA sampai SG) untuk engine gasolin. Engine oil class CD telah melewati test charger (pembebanan) pada engine diesel turbocharger silinder tunggal.
Uji engine ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan pencegahan terhadap melekatnya (stuck) ring piston. Oil class CE semakin banyak terlihat dipasaran, tentu saja juga boleh digunakan. Oil class CE ini telah diuji pada engine Cummin dan truck Mack disamping class CD.
CA : Untuk gasoline engine dan diesel engine dengan natural aspirated yang menggunakan fuel dengan kadar sulfur rendah.
CB : Untuk gasoline engine dan diesel engine dengan natural aspirated yang menggunakan fuel dengan kadar sulfur tinggi.
CC : Untuk diesel engine dengan supercharger low output, biasanya untuk mesin industri dan mesin pertanian.
CD : Untuk diesel engine dengan supercharger putaran tinggi dan high output. Dan menggunakan fuel dengan kadar sulfur tinggi.
CE : Untuk diesel engine dengan supercharger dan dengan output beban tinggi (heavy duty).
CF-4 : Class ini merupakan penyempurnaan dari class CE, digunakan untuk diesel engine dengan high output (heavy duty) dengan ditambahkan fungsi pengontrol oil consumption.