You are currently viewing 3 Jenis Exhaust Gas Yang Dihasilkan Oleh Engine

3 Jenis Exhaust Gas Yang Dihasilkan Oleh Engine

Saat terjadi complete combustion (pembakaran sempurna), exhaust gas akan tampak mendekati bersih atau jernih. Tetapi jika ada suatu particle yang tercampur dalam jumlah yang banyak dalam exhaust gas, akan menjadi asap (smoke) dan dapat terlihat. Exhaust smoke dapat dibagi menjadi dalam 3 type, yaitu :

Table of Contents

1. Black smoke

Akan terjadi saat engine pada kondisi beban berat (high load) atau akselerasi cepat (rapid acceleration), dan smoke yang muncul berwarna hitam (black) atau abu2 (gray). (particle size: sekitar 0,05μ).

Saat berada pada high temperature, fuel akan terurai menjadi carbon dan hydrogen. Keduanya akan bereaksi dengan oxygen menjadi carbon dioxide gas CO2 dan water H2O (uap air). Tetapi jika terjadi kekurangan oxygen, carbon atom akan saling bergabung, dan carbon molecule tersebut saling melekat berupa soot.

Carbon dioxide dan uap air keduanya berupa transparent gas, tetapi soot terdiri dari black particle. Jadi saat soot tercampur dalam exhaust gas, dan jika jumlahnya banyak, maka asap akan berwarna hitam (black smoke).

Pada umumnya, black smoke disebabkan karena kurangnya oxygen (misal karena kebocoran air intake). Tetapi dapat juga disebabkan karena terlalu banyak fuel yang diinjected-kan, meski problem tersebut juga dapat disebabkan oleh berbagai factor lainnya, so anda harus melakukan pemeriksaan yang lebih detail.

2. Blue smoke

Akan terjadi saat engine pada kondisi light load, dan smoke yang muncul berwarna biru muda (light blue) dan berbau menyengat hidung. (particle size: sekitar 0,4μ).

Saat fuel terbakar, kandungan kotoran (impurities) yang ikut masuk ke dalam combustion chamber juga akan turut terbakar pada saat yang bersamaan. Impurities tersebut mengandung component selain carbon dan hydrogen. Sehingga reaksi pembakaran akan menghasilkan yang lainnya selain carbon dioxide gas dan air.

Baca Juga :  Menghitung Economic Order Quantity

Jika oil dari oil pan masuk ke dalam combustion chamber, oil tidak mudah terbakar seperti fuel oil, dan sebagian oil akan dikeluarkan berupa kabut tanpa terbakar.  Dan saat bersama-sama dengan exhaust gas, maka akan terjadi asap biru (blue smoke). Blue smoke sering kali mengindikasikan adanya oil yang berasal dari oil pan yang turut terbakar.

3. White smoke

Akan terjadi saat ambient temperature rendah, sesaat setelah engine dihidupkan. Juga akan terjadi pada engine yang cylinder liner-nya aus, dan muncul asap putih tipis. (particle size: 1μ dan lebih besar).

Saat engine tidak mengalami pemanasan awal (warm up) yang cukup, sebagian besar fuel yang di-injected-kan ke combustion chamber tidak akan terurai oleh panas. (meskipun terurai oleh panas, tetapi tetap terjadi incomplete combustion), dan akan dikeluarkan berupa kabut yang berwarna putih.

Hal ini sering kali terjadi sesaat setelah engine dihidupkan dan saat engine sedang warming up. Akan tetapi, jika injection timing tidak tepat, hal ini mungkin juga akan terjadi selama normal operation. Jika combustion chamber tidak segera naik mencapai temperature kerjanya.

Disamping itu, jika ada air yang di-exhaust-kan berupa kabut (mist), juga dapat tampak berupa white smoke. Hal ini dapat terjadi sesaat setelah engine dihidupkan dan saat engine sedang warming up tetapi uap air yang dihasilkan dari combustion masih dingin.

Akan tetapi, hal ini juga dapat saja terjadi jika terdapat kandungan air didalam fuel dan semuanya tidak berubah menjadi uap air di dalam combustion chamber. White smoke selama normal operation mengindikasikan fuel injection timing tidak tepat atau ada air yang tercampur dalam fuel.

Tinggalkan Balasan